Rabu, 04 Januari 2012

My live is adventure "Pulau Tidung"

Perjalanan menuju ke Pulau Tidung ini ditempuh kurang lebih 3 jam. Perasaan was-was ketika pertama kali menaiki kapal krn kekhwatiran mabok laut, dll ternyata tak berlanjut.
Pemandangan laut, beberapa Pulau disekitar kepulauan seribu yang terlihat saat kapal motor melaju, burung-burung camar yang melintas di langit, laut yang berwarna biru dan hijau , awan yang berarak putih dan matahari pagi yang cerah menemani sepanjang perjalanan, membuat perjalanan ini tetap bisa dinikmati bahkan memikat hati. 

Setelah perjalanan 2 jam menyusuri lautan ( dan pas udah naik kapal tentunya.!), akhirnya saya sampai di pelabuhan Pulau Tidung. Kesan pertama saya, "Lumayan juga view ni pulau ~hahaha (tertawa puas sambil ngerasa gak rugi datang ke pulau ini)". Dengan dermaga yang tidak begitu padat dan air laut yang tampak jernih hingga ke dasar.



Setelah menurunkan semua barang bawaan, kemudian rombongan saya pun melangkah menuju penginapan kami. Jaraknya kurang lebih 10 menit berjalan kaki (emang deket sih). Eitts, tunggu dulu. Jangan Anda pernah berharap bakal menemukan resort atau hotel di Pulau ini. Karena, penginapan yang ada hanyalah berupa rumah warga yang disulap menjadi homestay. Namun fasilitasnya bisa dibilang lumayan lah. Beberapa sudah dilengkapi AC, TV dan penerangan yang memadai. Fasilitas MCKnya juga lumayan. Namun sayangnya, letak penginapannya cukup jauh dari objek wisata pulau ini sendiri. Kalau ditempuh berjalan kaki bisa memakan waktu 20 menitan (percaya gak percaya, pasti lecet thu kaki kalau dipaksa jalan :p).
Sesampainya di "objek wisata sesungguhnya" pulau ini, kita akan disuguhi pemandangan yang benar" indah.



Festival "TABOT BENGKULU"



Festival Budaya Tabot adalah festival budaya yang diselenggarakan setiap tahun sekali oleh Kerukunan Keluarga Tabut dengan difasilitasi oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu dan Pemerintah Kota Bengkulu.
Festival ini merupakan sebuah tradisi yang dibawa oleh para penyi'ar Agama Islam di tanah Bengkulu dan hingga saat ini masih diteruskan oleh keluarga keturunan dari para pendakwah tersebut.
Sebagai bagian dari budaya masyarakat Bengkulu, maka festival ini kemudian diangkat menjadi festival kebudayaan daerah, yang dari tahun ketahun terus dikembangkan dan diperbaiki dengan harapan di kemudian hari akan menjadi sebuah ajang festival kebudayaan nasional.